Wednesday, February 11, 2015

Fenomena Valentine di Indonesia




    Tulisan ini terinspirasi dari postingan komik Kostum karya Haryadhi Gee di sini. Postingan di Kostum dan lainnya termasuk penulis juga tergerak karena postingan gambar-gambar di islam pos yang merupakan salah satu fans page di facebook. 

   Ada yang menyatakan bahwa acara valentine itu adalah perayaan agama kafir, namun saat du saat perayaan valentine tidak ada sama sekali embel-embel keagamaan. Semua murni dihiasi dengan bentuk "love" warna merah, pink, hiasan-hiasan seperti pita kado, bunga dan yang paling utama adalah coklat. Sama sekali tak terbesit di pikiran penulis akan bayangan tentang kondom ataupun seks bebas.

    Sebagai orang yang melihat bagus akan hari valentine penulis merasa ada tindakan yang tidak bagus dalam merubah image/gambaran dari hari valentine. Hari valentine hanyalah merayakan menunjukkan rasa sayang bersama banyak orang dalam waktu bersamaan di hari valentine. Seandainya saja jika dikaitkan dengan seks bebas, untuk orang open minded seperti di negara barat sekalipun tidak perlu melakukan hubungan seks hanya pada saat valentine, karena banyak hari-hari lain dalam setahun yang bisa digunakan untuk bersama pasangan.

    Tapi tidak menutup kemungkinan di negara konservatif pada kaum konservatif ada yang menggunakan hari valentine sebagai ajang untuk melakukan hal seperti itu. Itu terjadi karena pandangan masyarakat yang masih konservatif yang dikekang oleh banyak aturan. Oleh karena itu ada saja orang-orang yang dari pihak yang menolak hari valentine karena alasan pandangan kaumnya, tetapi menggunakan hari valentine untuk menjalankan niat hasrat shawat terpendamnya. Menurut penulis hal-hal seperti ini tidak bisa disalahkan pada hari valentine-nya, namun menjadi urusan personal masing-masing individu. Tidak semua individu pada kaum konservatif yang memiliki hasrat shawat berlebih yang tak tertahankan, namun selalu saja ada. Hal ini menjadi suatu masalah antara pandangan kaumnya dengan individunya di dalamnya. Singkat cerita yang menjadi masalah bagi kaum konservatif bukan pada hari valentine-nya, namun pada individu-individunya yang tidak mengikuti aturan kaumnya sendiri.

    Bagi para pembaca yang tidak merayakan valentine, bisa dihindari hanya dengan tidak ikut merayakan atau keluar rumah(jika anda jones). Hanya sesimple itu, tidak perlu sampai menyalahkan acaranya, harinya, hadiahnya. Buat yang merayakan valentine selamat berbagi kasih kepada orang kesayangan kalian :).

    Pesan penulis hanyalah "make love not war"

tambahan: "make love" bukan maksudnya "making love" tapi maksudnya, buatlah cinta bukan perang.


Update: Berita tentang gambar coklat dan kondom di mini market adalah berita HOAX silakan di cek di sini