Showing posts with label Fenomena. Show all posts
Showing posts with label Fenomena. Show all posts

Monday, May 11, 2015

Mie Gomak Sunda


    Mie gomak adalah makanan khas sumatera utara, makanan yang terkenal sebagai masakan khas daerah dari tanah Batak Toba, meliputi semua daerah Batak Toba, dan juga menjadi masakan khas di Sibolga dan Tapanuli. Makanan ini sudah menjadi makanan kesukaan atau favorit orang yang memiliki stereotip blak-blakan, bersuara keras dan terlihat kasar, tetapi apa yang menghubungkan dengan orang Jawa barat yang memiliki stereotip bertutur halus, santun, dan ramah? Dibalik kedua setereotip ini ternyata ada hal yang menyatukan mereka, yaitu pada makanan.

    Di suatu tempat di salah satu daerah Bandung, Sarijadi terdapat sebuah tempat warung makan yang sederhana yang bertuliskan”Mie Gomak” dan berbagai menu variasi mienya. Di sana hanya terdapat dua meja dan empat kursi memanjang, dan tempat memasak yang kecil yang menghiasi tempat makan itu. Tidak ada yang spesial jika dipandang secara kasat mata. Di tempat itu penulis menyempatkan diri untuk bersantai dan menikmati makanan khas Sumatera utara ini, namun selain menikmati makanan, ada suatu hal yang menggelitik rasa penasaran penulis di saat berbincang-bincang dengan pemilik tempat makan tersebut. Suatu fenomena “akulturasi” terjadi antara orang “medan” dan orang “sunda”.

    Pemilik tempat makan menceritakan bahwa makanan yang Dia sediakan disajikan untuk semua kalangan, yaitu dalam hal bertoleransi. Dia menceritakan, bahwa penikmat makanannya tidak hanya di kalangannya sendiri, tetapi dinikmati juga oleh warga bandung lain seperti orang Sunda, Jawa dan lain-lainnya. Cerita itu dihiasi dengan fenomena nyata dari pandangan langsung penulis, perbincangan antara pengemudi transportasi umum Bandung jurusan Sarijadi-St Hall yang menggunakan bahasa khas bandung yaitu bahasa Sunda, yang dibalas oleh pemilik tempat makan dengan bahasa Sunda juga yang bernuansa logat Medan. Fenomena itu menggelitik sedikit penulis yang memperhatikan perbincangan mereka. Orang Sunda yang santai seperti berbicara dengan teman akrabnya dengan dibalas dengan temannya yang orang Batak yang berbahasa Sunda dengan logat Medannya. “TEU KADIE TEU KADIE TEU KADIE...” sahut pemilik tempat makan itu kepada temannya.

    Fenomena ini terjadi pada lingkup pengemudi angkot Bandung yang saling membaur, antara Batak, Sunda, dan juga Jawa, yang dipersatukan dengan bahasa Sunda dengan versi mereka masing-masing (logat). Suka duka sebagai pengemudi transportasi umum bandung membuat mereka membaur, hingga dalam lingkup dapur (makanan).

    Tawa dan senyum mereka memberi warna kehidupan dibalik susahnya kehidupan dan konflik yang terjadi yang kita lihat di media tivi, mengingatkan kita bahwa kita juga sama-sama lapar, dan makanan membuat kita berkumpul bersama.



Mie seporsi tidak lebih dari 10ribu (tahun 2015), untuk rasa makanan ini dibuat dengan cinta, bukan masakan yang asal-asalan, cocok untuk yang suka nongkrong di kedai sederhana sambil ngopi.

Saturday, March 14, 2015

Polwan Cantik untuk Warga Cimahi





   Namanya Dina, polwan cantik nan imut pengendara mobil polisi Hello Kitty di Cimahi, sebut saja dia Briptu Dina.

   Bagaimana jika kalian ditegur dengan briptu ini? apakah kalian merasa menyesal, takut, atau marah? itu adalah respon yang wajar, tetapi apa anda akan senyum-senyum semeriwing saja? :D haha

   Ternyata eh ternyata, sosok imut Dina ini menjadi suatu sarana agar wajah kepolisian bisa lebih diterima masyarakat, bukan hanya untuk diterima, tetapi agar warga tidak merasa terancam dengan sosok kepolisian yang dulu-dulu, tetapi benar-benar merasa nyaman.

   Dina bertugas di Cimahi dengan menggunakan mobil kepolisian "pinky" bertema Hello Kitty untuk mengkampanyekan tata tertib lalulintas.

"Jadi, ini untuk mengampanyekan kepada masyarakat dan pelajar untuk tertib berlalu lintas. Biar lebih dekat dengan masyarakat, menghilangkan rasa takut. Kan, biasanya pada takut ya sama polisi. Nah, sekarang pakai aksesori Hello Kitty ini supaya masyarakat enggak terlalu takut sama polisi,"

kata Dina kepada media berita



jika kalian menemui mobil patroli ini




kalian beruntung, kalian akan menemui si cantik imut ini 


sunber berita: klik

Thursday, February 19, 2015

Fenomena Hikikomori di Indonesia dan Hubungannya dengan Introvert



apa yang dibayangan kalian ketika mendengar kata Hikikomori?

Orang jepang dengan nama Jepang?

Nama anime/manga?

Nama makanan di Jepang?

kalau itu jawaban kalian, kalian salah semua :p

kalau begitu mari kita bahas apa itu Hikikomori :D


Tentang Hikikomori

    Hikikomori yang berasal dari kata hiki (引き籠もり) yang artinya hiki (引き) yang berasal dari kata hiku (引く) menarik (kata kerja) dan komori (籠もり) yang berasal dari kata komoru (篭る) yang berarti membatasi (kata kerja) yang jika digabung secara harafiah berarti menarik membatasi yang secara makna berarti menarik membatasi diri. Istilah kata hikikomori sendiripun sudah bukan lagi menjadi hal asing tetapi sudah menjadi istilah yang wajar digunakan pada pengguna bahasa yang bukan bebahasa Jepang sekalipun, kalian bisa melihat arti dari hikikomori di kamus oxford, di situ tertulis "(in Japan) the abnormal avoidance of social contact, typically by adolescent males." yang dalam bahasa Indonesianya berarti "penghindaran hubungan sosial yang tidak biasa, yang terjadi pada pria-pria dewasa.".

   Lalu apa yang menjadikan istilah hikikomori ini menjadi suatu hal yang menarik? Hikikomori ini adalah suatu fenomena yang terjadi di Jepang. Hikikomori adalah sebutan untuk orang-orang yang menarik dan membatasi diri dari masyarakat Jepang. Mereka adalah orang-orang yang benar-benar secara harafiah menarik diri dari masyarakat, Tempat mereka tinggal ada di kamar, rumah, apartemen/kosan dalam waktu yang lama atau tahunan. Mereka biasanya memiliki teman (jika ada) beberapa dalam jumlah yang sangat sedikit. Mereka menyukai aktivitas dalam ruangan, sesekali jika ada kesempatan mereka keluar kamar mereka. Penampilan mereka tak terawat, karena terhindar dari pandangan-pandangan orang yang membuat mereka tak perlu dan tak berniat untuk berpenampilan menarik. Isi kamar mereka penuh dengan sampah-sampah bekas makanan, minuman, dan barang-barang lain yang berserakan tak beraturan. Pintu mereka selalu terkunci. Mereka terlihat pemalu, tak bahagia, kesepian, merasa tidak aman dan hanya berbicara sedikit, mereka bahkan bisa seperti menunjukkan wajah ketakutan seakan melihat hantu saat melihat orang. Fenomena ini tidak terbatas hanya pada seorang hikikomori pria saja, namun pada wanita juga terjadi.

Kumpulan foto kamar dari seorang hikikomori:












  
   Permasalahannya dimulai sejak seorang calon hikikomori keluar dari sekolahnya.Perlahan-lahan melepaskan hubungan kontak dengan semua teman-temannya dan yang pada akhirnya kepada orang tuanya. Untuk menghindari orang-orang mereka tidur sepanjang hari dan duduk sepanjang malam dan menonton TV.

"Aku mulai menyalahkan diri ku sendiri, dan orang tuaku juga menyalahkan ku, Tekanan dalam hidup mulai meningkat"

Kata seorang hikikomori 

  Secara pandangan sosial masyarakat hikikomori terbentuk dari budaya masyarakat yang begitu menuntut masyarakat untuk harapan yang tinggi (high expectation) terhadap pencapaian-pencapaian baik dari masyarakat, keluarga atau bahkan dari diri sendiri seperti, pendidikan, pernikahan, dan pekerjaan. Pendidikan dituntut harus tinggi, dan jika gagal menjadi suatu hal yang sangat memalukan. Pernikahan yang umumnya pada umur tertentu jika melewati batas umur yang diharapkan, akan menimbulkan stigma yang buruk baik dari masyarakat dan pada diri sendiri. Pada pekerjaan juga menjadi hal yang fatal sebagai sumber penghidupan diri sehari-hari. Jika tidak mendapatkan pekerjaan yang diharapkan dan dirasa gagal, maka membuat orang itu merasa gagal dan merasa malu sehingga menghindari kontak sosial terhadap masyarakat. Kamar menjadi tempat ter-aman mereka untuk menghindari atau meminimalisir rasa gagal yang mereka rasakan dari masyarakat. Oleh karena pengurungan diri di kamar tersebut menimbulkan pandangan sendiri terhadap orang lain yang berkesan negatif terhadap diri mereka. Ini membuat mereka menghindari orang-orang dan menghindari kontak sosial.

Hikikomori dan Orang tua

   Hikikomori berasal dari keluarga mengengah ke atas, karena pada posisi ini hanya keluarga menengah ke atas yang masih bisa mensupport secara keuangan seorang hikikomori untuk tetap bertahan hidup tanpa tujuan yang jelas, tidak sedang menempuh pelajaran, atau mencari kerja. Dalam kondisi keluarga yang tidak berkecukupan anak yang berpotensi menjadi hikikomori akan dipaksa untuk kerja karena masalah ekonomi yang tidak memadai untuk tetap berdiam. Hikikomori terjadi pada keluarga yang memiliki uang yang cukup dan lebih dengan keluarga yang menuntut harapan tinggi, biasanya karena ada salah satu pihak orang tua yang mendidik dengan cara halus(soft parenting), baik salah satu orang tua maupun kedua orang tuanya, yang membuat hikikomori tetap diberi keluangan untuk tetap bertahan sebagai hikikomori. 



Hikikomori di Indonesia

    Permasalahan ini tidak terjadi di Jepang saja, namun banyak terjadi juga di negara-negara lain seperti di negara Indonesia. Namun fenomena hikikomori di Indonesia tidak begitu se-ekstrim di Jepang. Hal ini terjadi karena perbedaan pola pikir di Jepang dan di Indonesia. Indonesia memiliki pola pikir "makan ga makan asal kumpul" yang mengartikan bahwa, jika tidak ada makanan yang penting adalah hubungan sosial terhadap keluarga, teman dan masyarakat. Harapan yang tinggi di Indonesia tidak seketat di Jepang, lebih cenderung fleksibel bergantung dari situasi keluarga, lingkup pertemanan dan lingkungan sekitar. Indonesia yang berpola pikir sosialis akan selalu membentuk komunitas perkumpulan mereka, seperti perkumpulan "jones"(jomblo ngenes, dalam bidang pernikahan), perkumpulan "mahasiswa abadi"(dalam bidang studi), perkumpulan "pengangguran"(dalam bidang pekerjaan). Tidak seperti di Jepang, Indonesia justru membentuk pola pikir yang di pegang saat jaman perjuangan kemerdekaan "bersatu kita teguh bercerai kita runtuh", yang artinya adalah jika sendiri akan lemah, tetapi jika bergabung dengan yang lain akan menjadi lebih kuat. Hal inilah yang membuat Indonesia terhindar dari fenomena hikikomori. 

    Sangat jarang sekali di Indonesia ada orang yang mengunci diri di kamarnya dalam waktu yang lama karena alasan harapan yang tinggi, yang biasa ditemukan adalah orang yang "gamers", "otaku", dan lain-lainnya. Mereka ini berbeda dengan hikikomori, mereka tidak mengisolasi diri mereka, hanya saja mereka adalah orang-orang yang menyukai sesuatu yang membutuhkan banyak di ruangan ketimbang di luar, tetapi mereka tetap bersosialisasi ke sesama hobi mereka, mereka tidak seperti hikikomori yang benar-benar mengisolasi diri mereka dari dunia luar, dan mereka bukan karena gagal seperti hikikomori, tetapi justru karena alasan kesenangan atau hobi. Namun hal ini tidak menutup kemungkinan adanya hikikomori pada gamers, terutama gamers online dan pada facebookers atau para pengguna media sosial.

    Dunia online memberi ruang sosial yang nyaman kepada para hikikomori. Di sana mereka tidak perlu bertemu langsung, tidak perlu memberikan identitas asli kepada orang-orang. Karena hal ini mereka bisa membuat kehidupan baru dengan identitas baru mereka di dunia online, dan bahkan bisa memberi mereka rasa berhasil dan lepas dari rasa kegagalan karena media yang mereka gunakan.


Hikikomori dan Introvert

  Hikikomori dan introvert. Hikikomori sangat berbeda dengan introvert. Introvert adalah kecenderungan karakter yang menyukai ketenangan, berpikiran dalam, dan berbicara seperlunya bukan pendiam dan pemalu, sedangkan hikikomori adalah fenomena yang terjadi di masyarakat. Hikikomori bisa terjadi pada siapa saja jika bertemunya kondisi situasinya, sedangkan introvert memang sudah karakter. Introvert tidak seperti hikikomori yang menghindari kontak sosial, introvert juga bersosialisasi seperti orang pada umumnya sesuai kebutuhan mereka dan kenyamanan mereka. Hal ini dapat kalian lihat pada film "welcome to the NHK"(Trailer, Imdb) yang menjelaskan perbedaan hikikomori dan otaku secara narasi pada ceritanya. Tatsuhiro Sato (hikikomori) dan Kaoru Yamazaki (otaku) sama-sama mempunyai aktivitas yang banyak dilakukan di dalam ruangan, namun Sato berada di ruangan karena rasa takut, sedangkan Yamazaki karena hobinya. Hikikomori di wikipedia disejajarkan mendekati dengan "social anxiety disorder" atau yang biasa disebut dengan "Social Phobia", yang lebih tepatnya disebut dengan "PDDs" dan "atutism spectrum disorder".

Film seri "Welcome to NHK"





Tambahan:

Keuangan Hikikomori

   Keuangan Hikikomori diperoleh dari orang tua mereka, dan dari dana bantuan sosial di Jepang. Mereka jarang ada yang kerja, atau bahkan menghindari kerja karena pekerjaan membutuhkan sosialisasi. Tetapi biarpun begitu, dan walaupun sangat jarang, seorang hikikomori bisa sangat-sangat kaya. Sebagai contohnya, dimulai dari 1,6 juta yen (sekitar 14.000US$) pada tahun 2000, seorang hikikomori bernama Takashi Kotegawa mengembangkan jumlah uang di akun banknya di bursa efek JASDAQ 10 kali lipat selama lebih dari  7 tahun hingga sampai 17 miliar yen (sekitar 152 juta US$). Dia menjadi terkenal di Jepang setelah dia berhasil mendapatkan keuntungan sebesar 2 miliar yen (sekitar 20 juta US$) dalam waktu 10 menit dari kesalahan pemesanan dari sebuah kesalahan pesanan di perusahaan Mizuho Securities.

   Beberapa organisasi seperti organisasi nirlaba Jepang "NPO lila" selama ini berjuang untuk melawan terjadinya fenomena hikikomori yang menjadi beban ekonomi negara di Jepang. Hikikomori bisa menjadi suatu penyakit yang menyerang perekonomian karena yang sifatnya pasif tidak produktif dan parasit.

Foto Takashi Kotegawa, seorang trader dan hikikomori




Referensi terkait:
http://en.wikipedia.org/wiki/Hikikomori  (wikipedia: english)
http://www.bbc.com/news/magazine-23182523 (berita dari BBC: english) 
http://www.dannychoo.com/en/post/22003/Hikikomori.html (foto-foto kamar hikikomori)
https://www.youtube.com/watch?v=dr5y1iP9TfU (interview hikikomori: english)
https://www.youtube.com/watch?v=NKzpSwE_l9U (dokumentasi hikikomori: English)
http://www.carlkingdom.com/10-myths-about-introverts#.VOXDjOaUfng (10 mitos tentang introvert: english)
https://www.youtube.com/watch?v=gNnPd3AW-Qc (video wawancara dan dokumentasi: nihonggo)

Film rekomendasi: 
https://www.youtube.com/watch?v=TLjhuSoTS9w&list=PLXTizeNKwgJOtM4oys0NKMxC7u1lX1tbH (English subtitle)

Lagu rekomendasi:
https://www.youtube.com/watch?v=LVZVilQ4CM8 (Pearl Kyoudai - Youkoso! Hitori Bocchi)

Wednesday, February 11, 2015

Fenomena Valentine di Indonesia




    Tulisan ini terinspirasi dari postingan komik Kostum karya Haryadhi Gee di sini. Postingan di Kostum dan lainnya termasuk penulis juga tergerak karena postingan gambar-gambar di islam pos yang merupakan salah satu fans page di facebook. 

   Ada yang menyatakan bahwa acara valentine itu adalah perayaan agama kafir, namun saat du saat perayaan valentine tidak ada sama sekali embel-embel keagamaan. Semua murni dihiasi dengan bentuk "love" warna merah, pink, hiasan-hiasan seperti pita kado, bunga dan yang paling utama adalah coklat. Sama sekali tak terbesit di pikiran penulis akan bayangan tentang kondom ataupun seks bebas.

    Sebagai orang yang melihat bagus akan hari valentine penulis merasa ada tindakan yang tidak bagus dalam merubah image/gambaran dari hari valentine. Hari valentine hanyalah merayakan menunjukkan rasa sayang bersama banyak orang dalam waktu bersamaan di hari valentine. Seandainya saja jika dikaitkan dengan seks bebas, untuk orang open minded seperti di negara barat sekalipun tidak perlu melakukan hubungan seks hanya pada saat valentine, karena banyak hari-hari lain dalam setahun yang bisa digunakan untuk bersama pasangan.

    Tapi tidak menutup kemungkinan di negara konservatif pada kaum konservatif ada yang menggunakan hari valentine sebagai ajang untuk melakukan hal seperti itu. Itu terjadi karena pandangan masyarakat yang masih konservatif yang dikekang oleh banyak aturan. Oleh karena itu ada saja orang-orang yang dari pihak yang menolak hari valentine karena alasan pandangan kaumnya, tetapi menggunakan hari valentine untuk menjalankan niat hasrat shawat terpendamnya. Menurut penulis hal-hal seperti ini tidak bisa disalahkan pada hari valentine-nya, namun menjadi urusan personal masing-masing individu. Tidak semua individu pada kaum konservatif yang memiliki hasrat shawat berlebih yang tak tertahankan, namun selalu saja ada. Hal ini menjadi suatu masalah antara pandangan kaumnya dengan individunya di dalamnya. Singkat cerita yang menjadi masalah bagi kaum konservatif bukan pada hari valentine-nya, namun pada individu-individunya yang tidak mengikuti aturan kaumnya sendiri.

    Bagi para pembaca yang tidak merayakan valentine, bisa dihindari hanya dengan tidak ikut merayakan atau keluar rumah(jika anda jones). Hanya sesimple itu, tidak perlu sampai menyalahkan acaranya, harinya, hadiahnya. Buat yang merayakan valentine selamat berbagi kasih kepada orang kesayangan kalian :).

    Pesan penulis hanyalah "make love not war"

tambahan: "make love" bukan maksudnya "making love" tapi maksudnya, buatlah cinta bukan perang.


Update: Berita tentang gambar coklat dan kondom di mini market adalah berita HOAX silakan di cek di sini